Bagaimana Shalat Diwajibkan di Malam Isra'
Ibnu Abbas berkata, "Ketika Abu Sufyan menceritakan tentang
Heraklius kepadaku, ia berkata, 'Nabi Muhammad صلی
الله عليه وسلم
menyuruh kami mendirikan shalat, berlaku jujur, dan menjaga diri
dari segala sesuatu yang terlarang.'"[1]
192. Anas bin Malik رضي الله عنه
berkata, "Abu Dzarr رضي الله عنه
menceritakan bahwasanya Nabi Muhammad صلی
الله عليه وسلم
bersabda, 'Dibukalah atap rumahku dan aku berada di Mekah.
Turunlah Jibril عليه السلام
dan mengoperasi dadaku, kemudian dicucinya dengan air zamzam. Ia
lalu membawa mangkok besar dari emas, penuh dengan hikmah dan
keimanan, lalu ditumpahkan ke dalam dadaku, kemudian
dikatupkannya. Ia memegang tanganku dan membawaku ke langit dunia.
Ketika aku tiba di langit dunia, berkatalah Jibril kepada penjaga
langit, 'Bukalah.' Penjaga langit itu bertanya, 'Siapakah ini?' Ia
(jibril) menjawab, '[Ini, 4/106] Jibril.' Penjaga langit itu
bertanya, 'Apakah Anda bersama seseorang?' Ia menjawab, 'Ya, aku
bersama Muhammad صلی الله عليه وسلم'
Penjaga langit itu bertanya, 'Apakah dia diutus?' Ia menjawab,
'Ya.' Ketika penjaga langit itu membuka, kami menaiki langit
dunia. Tiba tiba ada seorang laki-laki duduk di sebelah kanannya
ada hitam-hitam (banyak orang) dan disebelah kirinya ada
hitam-hitam (banyak orang). Apabila ia memandang ke kanan, ia
tertawa, dan apabila ia berpaling ke kiri, ia menangis, lalu ia
berkata, 'Selamat datang Nabi yang saleh dan anak laki-laki yang
saleh.' Aku bertanya kepada Jibril, 'Siapakah orang ini?' Ia
menjawab, 'Ini adalah Adam dan hitam-hitam yang di kanan dan
kirinya adalah adalah jiwa anak cucunya. Yang di sebelah kanan
dari mereka itu adalah penghuni surga dan hitam-hitam yang di
sebelah kainya adalah penghuni neraka.' Apabila ia berpaling ke
sebelah kanannya, ia tertawa, dan apabila ia melihat ke sebelah
kirinya, ia menangis, sampai Jibril menaikkan aku ke langit yang
ke dua, lalu dia berkata kepada penjaganya, 'Bukalah.' Berkatalah
penjaga itu kepadanya seperti apa yang dikatakan oleh penjaga
pertama, lalu penjaga itu membukakannya."
Anas berkata, "Beliau menyebutkan bahwasanya di beberapa langit
itu beliau bertemu dengan Adam, Idris, Musa, Isa, dan Ibrahim
shalawatullahi alaihim, namun beliau tidak menetapkan bagaimana
kedudukan (posisi) mereka, hanya saja beliau tidak menyebutkan
bahwasanya beliau bertemu dengan Adam di langit dunia dan Ibrahim
di langit keenam." Anas berkata, "Ketika Jibril عليه
السلام bersama Nabi
Muhammad صلی الله عليه وسلم
melewati Idris, Idris berkata, 'Selamat datang Nabi yang saleh dan
saudara laki-laki yang saleh.' Aku (Rasulullah) bertanya,
'Siapakah ini?' Jibril menjawab, 'Ini adalah Idris.' Aku melewati
Musa lalu ia berkata, 'Selamat datang Nabi yang saleh dan saudara
yang saleh.' Aku bertanya, 'Siapakah ini?' Jibril menjawab, 'Ini
adalah Musa.' Aku lalu melewati Isa dan ia berkata, 'Selamat
datang saudara yang saleh dan Nabi yang saleh.' Aku bertanya,
'Siapakah ini?' Jibril menjawab, 'Ini adalah Isa.' Aku lalu
melewati Ibrahim, lalu ia berkata, 'Selamat datang Nabi yang saleh
dan anak yang saleh.' Aku bertanya,'Siapakah ini?' Jibril
menjawab, 'Ini adalah Ibrahim عليه السلام.'"
193 dan 194. Ibnu Syihab berkata, "Ibnu Hazm memberitahukan
kepadaku bahwa Ibnu Abbas dan Abu Habbah al-Anshari berkata bahwa
Nabi Muhammad صلی الله عليه وسلم
bersabda, 'Jibril lalu membawaku naik sampai jelas bagiku Mustawa.
Di sana, aku mendengar goresan pena-pena.' Ibnu Hazm dan Anas bin
Malik berkata bahwa Nabi Muhammad صلی الله
عليه وسلم
bersabda, 'Allah Azza wa Jalla lalu mewajibkan atas umatku lima
puluh shalat (dalam sehari semalam). Aku lalu kembali dengan
membawa kewajiban itu hingga kulewati Musa, kemudian ia (Musa)
berkata kepadaku, 'Apa yang diwajibkan Allah atas umatmu?' Aku
menjawab, 'Dia mewajibkan lima puluh kali shalat (dalam sehari
semalam).' Musa berkata, 'Kembalilah kepada Tuhanmu karena umatmu
tidak kuat atas yang demikian itu.' Allah lalu memberi dispensasi
(keringanan) kepadaku (dalam satu riwayat: Maka aku kembali dan
mengajukan usulan kepada Tuhanku), lalu Tuhan membebaskan
separonya. 'Aku lalu kembali kepada Musa dan aku katakan, 'Tuhan
telah membebaskan separonya.' Musa berkata, 'Kembalilah kepada
Tuhanmu karena sesungguhnya umatmu tidak kuat atas yang demikian
itu. 'Aku kembali kepada Tuhanku lagi, lalu Dia membebaskan
separonya lagi. Aku lalu kembali kepada Musa, kemudian ia berkata,
'Kembalilah kepada Tuhanmu karena umatmu tidak kuat atas yang
demikian itu.' Aku kembali kepada Tuhan, kemudian Dia berfirman,
'Shalat itu lima (waktu) dan lima itu (nilainya) sama dengan lima
puluh (kali), tidak ada firman yang diganti di hadapan Ku.' Aku
lalu kembali kepada Musa, lalu ia berkata, 'Kembalilah kepada
Tuhanmu.' Aku jawab, '(Sungguh) aku malu kepada Tuhanku.' Jibril
lalu pergi bersamaku sampai ke Sidratul Muntaha dan Sidratul
Muntaha itu tertutup oleh warna-warna yang aku tidak mengetahui
apakah itu sebenarnya? Aku lalu dimasukkan ke surga. Tiba-tiba di
sana ada kail dari mutiara dan debunya adalah kasturi.'"
195. Aisyah رضي الله عنها
berkata, "Allah Ta'ala memfardhukan shalat ketika difardhukan-Nya
dua rakaat-dua rakaat, baik di rumah maupun dalam perjalanan.
Selanjutnya, dua rakaat itu ditetapkan shalat dalam perjalanan dan
shalat di rumah ditambah lagi (rakaatnya)." (Dalam satu riwayat:
Kemudian Nabi Muhammad صلی الله عليه وسلم
hijrah, lalu difardhukan shalat itu menjadi empat rakaat dan
dibiarkan shalat dalam bepergian sebagaimana semula, 4/267).
[1] Ini adalah bagian dari hadits Ibnu Abbas
yang panjang dan akan disebutkan secara maushul dengan lengkap pada
Kitab ke-56 "al-Jihad", Bab ke-102.
Sumber: