Duduk
ini dilakukan antara sujud yang pertama dan sujud yang kedua, pada roka'at
pertama sampai terakhir. Ada dua macam tipe duduk antara dua sujud, duduk
iftirasy (duduk dengan meletakkan pantat pada telapak kaki kiri dan kaki kanan
ditegakkan) dan duduk iq'a (duduk dengan menegakkan kedua telapak kaki dan duduk
diatas tumit).
Hal ini
berdasar hadits:Dari Aisyah berkata: "Dan Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam
menghamparkan kaki beliau yang kiri dan menegakkan kaki yang kanan, baliau
melarang dari duduknya syaithan." (Diriwayatkan oleh Ahmad dan
Muslim)
Syaikh
Al Albani berkata, duduknya syaithan adalah dua telapak kaki ditegakkan kemudian
duduk dilantai antara dua kaki tersebut dengan dua tangan menekan
dilantai.
Dari
Rifa'ah bin Rafi' -dalam haditsnya- dan berkata Rasul shallallahu 'alaihi wa
sallam : "Apabila engkau sujud maka tekankanlah dalam sujudmu lalu kalau bangun
duduklah di atas pahamu yang kiri." (Hadits dikeluarkan oleh Ahmad dan Abu Dawud
dengan lafadhz Abu Dawud)
Nabi
shallallahu 'alaihi wa sallam terkadang duduk iq'a, yakni duduk dengan
menegakkan telapak dan tumit kedua kakinya. (Hadits dikeluarkan oleh
Muslim)
Waktu duduk
antara dua sujud ini telapak kaki kanan ditegakkan dan jarinya diarahkan ke
kiblat:
Beliau
menegakkan kaki kanannya (Al Bukhari)
Menghadapkan
jari-jemarinya ke kiblat (An Nasai)
Bacaannya
رَبِّ اغْفِرْ لِيْ رَبِّ اغْفِرْ
لِيْ.
“Wahai
Tuhanku, ampunilah dosaku, wahai Tuhanku, ampunilah dosaku.” [HR. Abu Dawud
1/231, lihat Shahih Ibnu Majah 1/148]
اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِيْ وَارْحَمْنِيْ وَاهْدِنِيْ
وَاجْبُرْنِيْ وَعَافِنِيْ وَارْزُقْنِيْ وَارْفَعْنِي.
“Ya Allah,
ampunilah dosaku, berilah rahmat kepadaku, tunjukkanlah aku (ke jalan yang
benar), cukupkanlah aku, selamatkan aku (tubuh sehat dan keluarga terhindar dari
musibah), berilah aku rezeki (yang halal) dan angkatlah derajatku.” [HR.
Ashhabus Sunan, kecuali An-Nasai. Lihat Shahih Tirmidzi 1/90 dan
Shahih Ibnu Majah 1/148.]
Dan tidak
ada dalil ucapan WAFU'ANI