Membaca surat Al Qur an setelah membaca Al Fatihah dalan
sholat hukumnya sunnah karena Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam
membolehkan tidak membacanya. Membaca surat Al Quran ini dilakukan pada dua
roka'at pertama. Banyak hadits yang menceritakan perbuatan Nabi shallallahu
'alaihi wasallam tentang itu.
Panjang Pendeknya Surat Yang
Dibaca
Pada sholat munfarid Rasulullah shallallahu 'alaihi wa
sallam membaca surat-surat yang panjang kecuali dalam kondisi sakit atau sibuk,
sedangkan kalau sebagai imam disesuaikan dengan kondisi makmumnya (misalnya ada
bayi yang menangis maka bacaan diperpendek).
Rasulullah berkata: "Aku melakukan sholat dan aku ingin
memperpanjang bacaannya akan tetapi, tiba-tiba aku mendengar suara tangis bayi
sehingga aku memperpendek sholatku karena aku tahu betapa gelisah ibunya karena
tangis bayi itu." (Muttafaq 'alaih)
Cara Membaca Surat
Dalam satu sholat terkadang beliau membagi satu surat
dalam dua roka'at, kadang pula surat yang sama dibaca pada roka'at pertama dan
kedua. (berdasar hadits yang dikeluarkan oleh Al Imam Ahmad dan Abu Ya'la, juga
hadits shahih yang dikeluarkan oleh Al Imam Abu Dawud dan Al Baihaqi atau
riwayat dari Ahmad, Ibnu Khuzaimah dan Al Hakim, disahkan oleh Al Hakim
disetujui oleh Ad Dzahabi)
Terkadang beliau membolehkan membaca dua surat atau
lebih dalam satu roka'at. (Berdasar hadits yang dikeluarkan oleh Al Imam Al
Bukhari dan At Tirmidzi, dinyatakan oleh At Tirmidzi sebagai hadits
shahih)
Tata Cara Bacaan Nabi shallallahu 'alaihi wa
sallam
Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam biasanya membaca
surat dengan jumlah ayat yang berimbang antara roka'at pertama dengan roka'at
kedua. (berdasar hadits shahih dikeluarkan oleh Al Bukhari dan
Muslim)
Dalam sholat yang bacaannya dijahrkan Nabi membaca
dengan keras dan jelas. Tetapi pada sholat dzuhur dan ashar juga pada sholat
maghrib pada roka'at ketiga ataupun dua roka'at terakhir sholat isya' Nabi
membacanya dengan lirih yang hanya bisa diketahui kalau Nabi sedang membaca dari
gerakan jenggotnya, tetapi terkadang beliau memperdengarkan bacaannya kepada
mereka tapi tidak sekeras seperti ketika di-jahr-kan. (Berdasarkan hadits yang
dikeluarkan oleh Al Imam Al Bukhari, Muslim dan Abu Dawud)
Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam sering membaca
suatu surat dari awal sampai selesai selesai. Beliau shallallahu 'alaihi wa
sallam berkata: "Berikanlah setiap surat haknya, yaitu dalam setiap (roka'at)
ruku' dan sujud." (Hadits dikeluarkan oleh Al Imam Ibnu Abi Syaibah, Ahmad dan
'Abdul Ghani Al-Maqdisi)
Dalam riwayat lain disebutkan: "Untuk setiap satu surat
(dibaca) dalam satu roka'at." (Hadits dikeluarkan oleh Al Imam Ibnu Nashr dan At
Thohawi)
Dijelaskan oleh Syaikh Al Albani: "Seyogyanya kalian
membaca satu surat utuh dalam setiap satu roka'at sehingga roka'at tersebut
memperoleh haknya dengan sempurna." Perintah dalam hadits tersebut bersifat
sunnah bukan wajib.
Dalam membaca surat Al Quran Rasulullah shallallahu
'alaihi wa sallam melakukannya dengan tartil, tidak lambat juga tidak cepat
-sebagaimana diperintahkan oleh Allah- dan beliau membaca satu per satu kalimat,
sehingga satu surat memerlukan waktu yang lebih panjang dibanding kalau dibaca
biasa (tanpa dilagukan). Rasulullah berkata bahwa orang yang membaca Al Quran
kelak akan diseru: "Bacalah, telitilah dan tartilkan sebagaimana kamu dulu
mentartilkan di dunia, karena kedudukanmu berada di akhir ayat yang engkau
baca." (Hadits dikeluarkan oleh Al Imam Abu Dawud dan At Tirmidzi, dishahihkan
oleh At Tirmidzi)
Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam membaca surat
Al Quran dengan suara yang bagus, maka beliau juga memerintahkan yang demikian
itu: "Perindahlah/hiasilah Al Quran dengan suara kalian [karena suara yang bagus
menambah keindahan Al Quran]." (Hadits dikeluarkan oleh Al Imam Al Bukhari , Abu
Dawud, Ad Darimi, Al Hakim dan Tamam Ar Razi)
"Bukanlah dari golongan kami orang yang tidak melagukan
Al Quran." (Hadits dikeluarkan oleh Abu Dawud dan Al Hakim, dishahihkan oleh Al
Hakim dan disetujui oleh Adz Dzahabi)